Saya akan menulis ulang sebuah informasi tentang sejarah pembudidayaan lebah madu jenis Apis mellifera di sekitar Pati, Jawa Tengah. Selain itu saya juga uraikan sejarah munculnya kegiatan pembudidayaan lebah madu di Jawa Tengah ini, masalah pada budidaya lebah Apis mellifera yang ditemui, serta saran solusinya.

Anda juga dapat melihat gambar lebah madu jenis Apis mellifera pada gambar di bawah. Jika anda ingin membaca sumber utama tulisan ini secara langsung dalam file pdf, silakan klik link di bawah.


Daftar Isi Tulisan


Sumber utama tulisan ini adalah sebuah jurnal tahun 2012. Informasi detail sumber tulisan silakan lihat di bawah.


sejarah budidaya lebah madu apis mellifera di jawa tengah


Histori Kegiatan Budidaya Lebah Madu A.mellifera 


Sejak tahun 1970-an di Jawa, budidaya lebah madu Apis Mellifera telah dijalankan oleh masyarakat, khususnya yang tinggal di pedesaan dan sekitar hutan.

Budidaya lebah madu tersebut diinisiasi oleh Pusat Apiari Pramuka. Lebah madu yang dibudidayakan adalah jenis lebah Eropa yaitu Apis mellifera yang didatangkan dari Australia.

Awalnya kotak-kotak lebah sebanyak dua puluhan ini merupakan hadiah kunjungan Presiden Soeharto ke Australia. Kunjungan beliau ke Australia pada tahun 1974. Hadiah kotak lebah ini beliau berikan kepada Gerakan Pramuka.

Beberapa tahun setelahnya lebah ini berkembang hingga puluhan ribu koloni dan melibatkan ratusan peternak lebah madu. Pada tahun 2006 tercatat minimal terdapat 33000 koloni Apis mellifera. Data ini diambil dari Direktorat Jenderal rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Kementrian Kehutanan (Data Ditjen RLPS, 2006).

Menurut Ditjen RLPS juga, Apis Mellifera menyumbang 25% dari total produksi madu Indonesia yang jumlahnya rata-rata pertahunnya 4000 ton.

Saat ini daerah dominan yang membudidayakan Apis Mellifera adalah sekitar pantai utara Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Di daerah yang disebutkan di atas, tanaman sumber pakan adalah kapuk randu (Ceiba pentandra).
Tanaman lain penghasil madu adalah karet (Hevea braziliensis) dan rambutan (Nephelium lapaceum). Tanaman ini banyak terdapat di Subang, Purwakarta, daerah Jawa Barat.

Sejarah dimulainya budidaya Lebah Apis mellifera di Jawa Tengah


Budidaya lebah madu dimulai pada tahun 1976 di kecamatan Gembong di kebun randu milik PTPN (Perseroan Terbatas Perkebunan Nasional), yaitu di Gringsing, Batang, Jawa Tengah.

Teknik budidaya lebah Apis mellifera


Teknik budidaya lebah A. Melifera dibimbing oleh Karsono dari Kwarnas Pramuka yang pernah belajar di Rumania.

Setiap peserta pelatihan diberikan lima kotak lebah untuk pembudidayaan lebah madu.

Setelah itu, pembudidayaan ini berkembang ke daerah lainnya seperti Tlogowungu, Kluwak, Pati, dan lainnya.


Gambar lebah madu jenis Apis Mellifera


lebah madu jenis apis mellifera
Sumber gambarhttps://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article/Budidaya_Lebah_Madu.pdf


Sistem budidaya lebah Apis mellifera


Pembudidayaan ini dijalankan dengan menggunakan sistem migratory bee-keeping atau sistem angon.

Maksud dari sistem angon adalah lebah digembalakan secara berpindah-pindah mengikuti musim pembungaan tanaman.

Penetapan tujuan angon didasarkan pada kondisi koloni lebah. Untuk koloni yang lemah diperlukan perkuatan untuk memperbesar populasi, dibutuhkan juga tanaman pakan yang banyak mengandung tepungsari.

Jika koloni sudah kuat dan besar, maka siap untuk produksi. Pada proses produksi ini lebah madu diangon ke lokasi tanaman sumber pakan penghasil nektar.

Budidaya A.mellifera memerlukan sumber pakan yang banyak, oleh karena itu pada saat paceklik datang bunga lebah harus diberikan makanan tambahan.


Contoh permasalahan dalam pembudidayaan Apis Mellifera


Para peternak lebah umumnya mengemukakan beberapa masalah berikut:

1. Sumber pakan


Saat ini jumlah atau luas areal tanaman sumber pakan semakin turun.

Pohon kapuk randu yang berfungsi sebagai sumber pakan semakin menurun jumlahnya, juga menurun kualitas tegakannya.

Diantara sebab menurunnya pohon kapuk randu adalah masyarakat semakin banyak menggunakan kapuk untuk bahan kasur dengan dacron dan busa. Oleh karena itu pohon randu makin banyak ditebang.

Solusi permasalahan ini

Diadakannya tanaman pakan pengganti seperti sonokeling (Dalbergia sp.), akasia (Acacia sp.), kaliandra (Caliandra callothyrsus), sengon (Paraserianthes falcataria), dan lainnya.


2. Hama


Salah satunya adalah Varroa destructor. Hama telah mengakibatkan kerugian bagi peternak lebah.

V. destructor adalah salah jenis kutu yang pada tahun 1990-an telah mengakibatkan lima puluh sampai enam puluh persen populasi koloni A.mellifera musnah.


Solusi permasalahan ini

Salah satu pengobatan atau pemulihan dari hama ini adalah dengan menggunakan campuran belerang dan naphthalene serta beberapa obat pembasmi hama pertanian.


Demikian uraian mengenai sejarah budidaya lebah madu jenis apis mellifera di Indonesia khususnya di pantai utara Jawa Tengah (Pati dan sekitarnya).

Sumber utama tulisan


Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol.9 No. 4
tahun 2012
halaman  351-361
Judul: Budidaya Lebah Madu Apis Mellifera oleh Masyarakat Pedesaan Pati, Jawa Tengah.
Link pdf: http://www.forda-mof.org/files/04_Asmanah_Kuntadi_klm.pdf

0 comments:

Post a Comment