Artikel yang Anda baca ini akan mengeksplorasi peran ayah dan ibu dalam keluarga Muslim dalam kerangka Islam, dengan menekankan tanggung jawab, hak, dan bagaimana nilai-nilai Islam membentuk struktur keluarga yang harmonis.



peran ayah dan ibu dalam rumah tangga

Gender dalam Islam


Menurut perspektif Islam, pria dan wanita memiliki sifat spiritualitas yang sama dan keduanya diberi tanggung jawab sebagai pengemban amanah Islam di muka bumi.

Dengan demikian, mereka memiliki tugas dan tanggung jawab keagamaan yang sama. Mereka berdua akan dimintai pertanggungjawaban pada hari akhir atas segala perbuatan mereka di dunia ini.

Tidak ada superioritas satu jenis kelamin di atas jenis kelamin lainnya.

Dalam tatanan kehidupan yang universal ini, Allah telah memberikan peran khusus bagi laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua peran tersebut terhormat dan berjalan dengan cara yang saling melengkapi. Masing-masing jenis kelamin telah diberi kualitas dan sifat khusus untuk memenuhi peran mereka masing-masing.

Pria adalah pemimpin dan penyokong rumah tangga dan pengayom keluarga. Wanita bertanggung jawab untuk mengasuh anak-anak dan menanamkan moral dan perilaku yang baik kepada mereka, serta mengurus rumah. Mereka juga harus taat kepada suami mereka selama mereka tidak diminta untuk bertindak melawan perintah Allah.

Pembedaan peran ini diperlukan agar keluarga dapat berfungsi secara efektif, karena Allah telah menciptakan sistem dengan keseimbangan dan keteraturan.

Keluarga adalah sebuah sistem dan berfungsi paling efisien ketika hukum Allah diterapkan. Ketika keseimbangan terganggu, manusia akan menanggung akibatnya.

Peran terhormat menjadi seorang ibu


Peran sebagai ibu sangat dihormati dalam Islam dan merupakan sarana bagi seorang wanita untuk mendapatkan pahala yang sangat besar.

Lihat gambar hadits yang diambil dari https://almanhaj.or.id/457-hak-ibu-lebih-besar-dari-pada-hak-ayah.html di bawah.

 

hadits keutamaan ibu


Hadits di atas menyoroti keistimewaan yang diberikan pada sosok seorang ibu. Menjadi seorang ibu adalah pekerjaan yang paling berharga dalam kehidupan, karena ia akan membentuk generasi penerus dan membangun fondasi yang kokoh bagi masyarakat. Waktunya dihabiskan untuk melakukan tugas-tugas utamanya sebagai seorang ibu, seperti mengasuh, mengajar, dan membimbing. Untuk itu, ia diberi kehormatan dan penghormatan yang layak diterimanya.

Allah telah menganugerahkan kepada wanita kualitas dan karakteristik unik yang diperlukan untuk memenuhi peran ini secara efektif. Wanita cenderung lebih mengayomi, penuh kasih sayang, peka, dan sabar. Ini semua adalah sifat-sifat yang dibutuhkan untuk menciptakan suasana yang hangat, penuh kasih sayang, dan damai di dalam rumah.


Full-time mother


Menjadi seorang ibu adalah profesi full-time, mulai dari hamil, melahirkan, menyusui, dan mengasuh anak selama bertahun-tahun. Ini adalah tanggung jawab yang berat bagi seorang wanita jika ditambah dengan beban tambahan untuk menafkahi keluarga. Merupakan bagian dari rahmat Allah bahwa wanita tidak diharuskan bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah bagi anak-anak mereka. Beban tersebut, dalam banyak kasus, melebihi kapasitasnya. Situasi yang ideal adalah yang memudahkannya untuk memenuhi tanggung jawab utamanya (mengurus rumah tangga) dengan sebaik-baiknya.

Meskipun demikian, menjadi seorang ibu tidak selalu menghalangi perempuan untuk bekerja di luar rumah. Bagi seorang perempuan yang memiliki anak kecil dan tidak memiliki kebutuhan darurat untuk bekerja, akan lebih ideal jika ia tetap berada di dalam rumah untuk menjalankan perannya sebagai ibu dengan sebaik-baiknya. Wanita harus memahami bahwa penghargaan terbesar datang kepadanya melalui peran keibuannya. Membangun keluarga harus didahulukan, karena ini adalah kewajiban utama bagi perempuan. Pemahaman ini harus selalu ada di hatinya.

Ibu dan Pekerjaan luar rumah


Namun, ada beberapa situasi di mana seorang ibu perlu bekerja di luar rumah, seperti untuk membantu kebutuhan finansial keluarga atau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (misalnya, dokter kandungan, bidan, dan guru untuk perempuan). Yang terakhir ini dianggap sebagai kewajiban komunal yang harus dipenuhi oleh beberapa anggota masyarakat agar kewajiban tersebut dapat digugurkan (fardhu kifayah). Dalam kasus-kasus seperti ini, manfaatnya harus ditimbang dengan cermat terhadap kerugian yang mungkin timbul.

Dalam perspektif Islam, perempuan tidak sepenuhnya dilarang untuk bekerja, tetapi masalah ini adalah salah satu hal yang harus dipertimbangkan dan didiskusikan secara serius sebelum mengambil keputusan.

Ada beberapa pedoman utama yang harus diikuti ketika membuat keputusan ini:

1. Seorang perempuan harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari suaminya, terutama karena ia mungkin memiliki pertimbangan yang lebih luas tentang bagaimana pekerjaannya dapat mempengaruhi keluarga dan fungsinya

2. Seorang perempuan harus memastikan bahwa rumah dan anak-anaknya terurus dengan baik dan tidak ada kelalaian dalam aspek ini; ketidakhadirannya tidak boleh dengan cara apa pun menyebabkan kerugian bagi keluarganya

3. Harus berhati-hati dalam memilih pekerjaan yang sesuai dan cocok dengan kodrat khusus perempuan berdasarkan norma-norma hukum Islam

4. Harus berhati-hati untuk menghindari pekerjaan yang dapat menyebabkan pelanggaran batas-batas Islam seperti campur baur yang berlebihan antara laki-laki dan perempuan

5. Dia harus mematuhi prinsip Islam dalam hal pakaian dan tindakannya.

Peran ayah


Seperti yang telah disinggung sebelumnya, suami bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya. Hal ini mencakup penyediaan makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya sesuai dengan kemampuan finansial dan norma-norma kemasyarakatan.

Secara umum, ia bertanggung jawab atas kesejahteraan lahir dan batin mereka, yang juga mencakup keselamatan dan keamanan.

Karena tanggung jawab ini, ayah adalah pemimpin dalam keluarga dan penanggung jawab di dalam keluarga. Sebuah organisasi tidak akan berfungsi secara efektif tanpa adanya seorang manajer, dan dalam organisasi keluarga, ayah memegang peran penting ini.

Pada intinya, ini berarti bahwa dia layak dipatuhi oleh semua anggota keluarga dan dia memiliki hak untuk mengambil keputusan akhir. Hal ini tidak menghalangi diskusi dan kompromi tentang hal-hal penting, tetapi ayah layak dihormati dan ditaati.

Bersama-sama dengan ibu, ayah juga memperhatikan perkembangan rohani, psikologis, dan intelektual anak-anak mereka. Dia harus memastikan bahwa anak-anaknya mendapatkan pendidikan Islam yang berkualitas, dan dia harus mendorong anak-anaknya untuk memiliki sifat-sifat terpuji dan akhlak yang baik. Dia harus terlibat dalam pendidikan dan pengasuhan anak-anaknya.

Banyak ayah yang mengabaikan tugas ini karena terlalu bersemangat untuk memenuhi kewajiban nafkah material. Agar keluarga dapat berfungsi secara efektif, harus ada keseimbangan antara beragam hak dan tanggung jawab ini.

Anak-anak memerlukan interaksi dan kebersamaan dengan ayah mereka seperti halnya dengan ibu mereka. Hal ini terutama berlaku untuk anak laki-laki, yang membutuhkan figur ayah yang baik. Menjadi ayah yang terlibat aktif merupakan hal yang penting bagi peran seorang pria dalam kehidupan dan perkembangan anak-anaknya.

Anak-anak perlu mengetahui bahwa ayah mereka mencintai dan peduli kepada mereka, dan bahwa ayah mereka memperhatikan kebutuhan mereka. Seorang ayah muslim adalah teladan yang menginspirasi, guru, teman, dan sumber nasihat yang bijak.

Terdapat banyak penelitian mengenai pengaruh figur ayah terhadap anak. Sebuah tinjauan tentang dampak pengasuhan ayah oleh US National Institute of Child Health and Human Development menunjukkan bahwa anak dengan ayah yang berperan sebagai pendidik memiliki keterampilan sosial yang lebih baik pada saat ia mencapai usia kanak-kanak, memiliki prestasi akademis yang lebih baik, dan lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki masalah perilaku di masa depan. Sekali lagi, penelitian ilmiah membuktikan kebenaran ajaran Islam.

Baca: THE IMPACT OF FATHERS ON CHILDREN'S WELL-BEING

Ikhtisar


Kita telah mengarungi kisah tentang pentingnya peran ayah dan ibu dalam keluarga Muslim, membentang dari nilai-nilai spiritual hingga praktik kehidupan sehari-hari. Melalui pembahasan ini, kita menyadari bahwa setiap peran yang diamanahkan oleh Islam kepada laki-laki dan perempuan bukanlah sekedar serangkaian tugas, melainkan sebuah harmoni yang dinamis dan seimbang yang mengangkat martabat kedua belah pihak, mendukung perkembangan anak, dan oleh karenanya, secara langsung memperkuat fondasi masyarakat itu sendiri.

Menyimak peran luar biasa seorang ibu dalam mendidik dan mengasuh, serta tanggung jawab seorang ayah dalam menyediakan dan melindungi, kita diingatkan bahwa keluarga bukan hanya unit terkecil dalam struktur sosial, melainkan juga yang paling vital. Interaksi dan keseimbangan antar peran tersebut melukiskan cakrawala masa depan bagi anak-anak yang akan mewarisi, memperbarui, dan memimpin dunia yang senantiasa berubah.
 

0 comments:

Post a Comment