Tanggung Jawab Pengasuhan


Aktivitas menanamkan benih-benih iman ke dalam dada anak-anak adalah bagian dari aktivitas pendidikan dan pengasuhan anak. Aktivitas ini merupakan tugas dan tanggung jawab para orang tua.

Orang tua harus tahu dan memahami makna dan tanggung jawab peran pendidikan dan pengasuhan, pentingnya mempersiapkan anak-anak untuk akhirat, dan kewajiban melindungi mereka dari neraka, sebagaimana yang tercantum dalam al-Quran surah at-Tahrim ayat 6.

 

at-tahrim ayat 6: pendidikan anak dan keluarga

Mengasuh anak adalah tanggung jawab penting yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tulus. Orang tua mengasuh, membesarkan, dan melindungi anak-anak mereka dalam kehidupan ini, dan fokus untuk mempersiapkan mereka menghadapi kehidupan. 

Pendidikan dan Pengasuhan Adalah Tugas Orang Tua & Dimintai Pertanggunjawaban

Tanggung jawab memerlukan pertanggungjawaban. Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap orang tua atas bagaimana mereka menjalankan tanggung jawab ini dan ini akan menjadi timbangan amal di akhirat. Karena alasan ini, mengasuh anak bisa menjadi pintu masuk surga bagi seseorang atau bisa juga menjadi pintu masuk neraka. 


Pendidikan dan Pengasuhan Adalah Tugas Penting

Mengasuh anak bukan hanya sebuah tanggung jawab, tetapi merupakan tugas yang paling penting di dunia. Orang tua dapat mempengaruhi anak lebih dari orang lain. Pengaruh ini, pada gilirannya, memengaruhi komunitas tempat mereka tinggal. Keluarga adalah fondasi masyarakat, dan masyarakat hanya berkekuatan sebagaimana fondasinya. Untuk alasan ini, orang tua harus menghargai pentingnya peran ini dan menerima tanggung jawab yang menyertainya.

Anak-anak sebagai ujian dari Allah


Anak-anak adalah ujian dan melalui ujian ini, mereka akan dimintai pertanggungjawaban pada hari akhir nanti. 

Setelah kita menyadari hal ini, harus ada perubahan mendalam dalam cara kita berhubungan dan berurusan dengan anak-anak.

Dunia ini penuh dengan cobaan sebagaimana Allah menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai cobaan dan nikmat. Anak-anak dan keluarga juga merupakan bagian dari ujian ini, ujian yang membedakan orang mukmin dari orang yang tidak beriman, dan orang yang jujur dan tulus dari para pendusta.

Allah menguji manusia dengan musibah dan nikmat untuk menentukan siapa yang akan bersabar dan bersyukur dan siapa yang tidak sabar dan tidak bersyukur. Dia juga ingin menentukan siapa yang akan menjadi hamba-hamba-Nya yang taat dan siapa yang tidak taat dan membangkang. Dia kemudian akan memberi pahala atau hukuman yang sesuai pada Hari Akhir.


Ujian berupa musibah

Musibah yang Allah gunakan untuk menguji hamba-hamba-Nya sangatlah banyak. Dia menguji mereka dengan rasa takut, kelaparan, kehilangan harta, nyawa, dan rumah. Dia menguji mereka dengan ketidakmampuan untuk memiliki anak, dan yang lainnya.

Allah mengirim kesulitan dan ujian agar mereka kembali dan bertobat kepada-Nya, meninggalkan apa yang Allah larang, dan agar Allah mengampuni mereka. 


Ujian berupa nikmat

Yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang adalah bahwa nikmat bisa jadi merupakan ujian atau cobaan dari Allah. Harta dan anak-anak, misalnya, adalah ujian dan amanah yang dengannya Allah menguji hamba-hamba-Nya untuk mengetahui siapa yang akan bersyukur dan siapa yang akan lalai dari Allah karenanya. 

Mudahnya manusia terlena dengan kekayaan, harta benda, banyaknya anak menunjukkan sifat ujian ini. Semua itu merupakan contoh nikmat yang dapat melalaikan manusia dari ibadah dan mengingat Allah.


Ujian untuk orang tua

Ujian ini tidak hanya untuk menunjukkan siapa yang akan bersyukur dan siapa yang tidak bersyukur, tetapi juga untuk menentukan bagaimana orang tua membesarkan anak-anak mereka. Apakah mereka akan memperlakukan mereka dengan kebaikan, cinta, dan rasa hormat? Apakah mereka akan mempersiapkan mereka untuk kehidupan akhirat dan surga?

Sayangnya, di zaman sekarang, terlalu banyak orang yang gagal dalam ujian yang Allah berikan kepada mereka berupa anak, atau mereka berusaha menghindari ujian tersebut sebisa mungkin. 

Mereka mungkin menitipkan anak-anak mereka di tempat penitipan anak selama 40 jam atau lebih dalam seminggu atau mempekerjakan pembantu pengasuh anak untuk mengurus kebutuhan fisik dan emosional anak-anak mereka. 

Aspek-aspek lain mungkin lebih diutamakan daripada pendidikan dan pengasuhan anak, seperti karier, bisnis, hobi, atau pergaulan. Mereka mungkin menghabiskan waktu dan tenaga untuk proyek-proyek bisnis, tetapi anak-anak sering tidak diperhatikan. Di dunia saat ini, banyak anak tidak mendapatkan waktu dan perhatian yang semestinya dari orang tua mereka dan masyarakat menderita sebagai akibatnya.

Apa yang tidak disadari oleh para orang tua adalah bahwa dengan mengabaikan anak-anak, mereka akan gagal dalam ujian dari Allah ini, mereka mungkin telah melewatkan kesempatan emas untuk mendapatkan pahala untuk bekal akhirat. 

Pendidikan dan pengasuhan anak adalah ujian yang memerlukan kesabaran, ketulusan, dan pengorbanan. Tugas ini memang membutuhkan banyak usaha dan kerja keras, tetapi juga merupakan salah satu ujian yang jika lulus akan mendapatkan balasan yang luar biasa dari Allah.

Ketika seseorang berhasil dalam ujian, nilai-nilai iman akan semakin mengakar dan tertanam. Ini adalah kualitas iman yang orang tua berusaha untuk memupuknya tidak hanya pada anak-anak mereka tetapi juga pada diri mereka sendiri. Sungguh menakjubkan bahwa dalam proses menanamkan iman kepada anak-anak, orang tua juga sebenarnya menanam dan mengokohkan iman kepada diri mereka sendiri.

Ganjaran dan kegembiraan mengasuh anak

Ganjaran dan anugerah yang akan didapat oleh orang tua jauh lebih besar daripada tantangan, tanggung jawab, dan upaya dalam mendidik dan mengasuh anak. 

Orang tua akan merasakan: cinta kasih sepenuh hati, keterikatan, dan keakraban diantara anggota keluarga, momen-momen bersama, wajah yang tersenyum dengan mata yang penuh kasih, serta pelukan yang penuh cinta dan perhatian.

Tatap mata anak Anda, sentuh kulitnya, dan dengarkan suaranya, dan Anda akan merasakan keindahan sejati anugerah anak yang shalih. Seolah-olah Allah memberi kita sedikit contoh surga di kehidupan duniawi ini.

Anugerah di dunia sebelum ganjaran di akhirat kelak

Di atas itu semua, orang tua yang taat akan merasakan kebahagiaan tersendiri ketika melihat anaknya tumbuh menjadi hamba Allah yang taat; seorang mukmin yang  mencintai dan menaati Allah serta berkontribusi kepada masyarakat di sekitarnya.  Anak shalih yang mendoakan kebaikan untuk orang tuanya. Semua usaha akan berbuah manis pada akhirnya.

Tujuan pendidikan dan pengasuhan anak


Seorang tokoh inspiratif penuh hikmah yang bernama Luqman dapat menjadi acuan kita dalam merumuskan tujuan pendidikan dan pengasuhan anak. Nama beliau diabadikan di dalam sebuah surah dalam al-Quran.

Kisah Luqman yang menjadi acuan pendidikan anak dapat ditemukan dalam Surat Luqman:12-19.

 

surah luqman:12 sampai 19 menjaga keluarga dari api neraka


Luqman adalah seorang yang bijaksana yang dianugerahi oleh Allah dengan hikmah. Dia mengajarkan kebijaksanaan ini kepada anaknya untuk kepentingannya di dunia dan akhirat.

Dapat dilihat bahwa prioritas utama yang diberikan adalah mengajarkan tauhid dan memperingatkan dari kemusyrikan, karena hal ini merupakan fondasi dari akidah Islam. Setelah kewajiban seseorang kepada Allah, beliau memerintahkan kebaikan dan ketaatan kepada orang tua. Materi ini sangat penting dalam hal pengasuhan anak, karena akan memudahkan tugas ketika anak-anak mengasimilasi prinsip ini ke dalam kepribadian mereka.

Setelah memberitahukan tentang hak-hak Allah dan orang tua melalui ungkapan rasa syukur, Luqman mengingatkan anaknya tentang kesadaran akan pengawasan Allah dalam segala hal, baik yang berhubungan dengan urusan publik maupun privat.

Allah mengetahui semua yang kita lakukan dan karenanya, kita harus memiliki rasa takut kepada Allah. Selanjutnya, Luqman mengingatkan tentang kewajiban melaksanakan salat dan menunaikannya dengan sempurna. Dia mendorong anaknya untuk menyuruh berbuat baik dan melarang perbuatan buruk, bersabar atas apa yang terjadi, dan menghindari kesombongan dan membanggakan diri.

Ayat-ayat ini mengandung banyak sekali pelajaran bagi para orang tua. 

Dari sini, orang tua dapat menentukan tujuan-tujuan penting bagi anak-anak mereka:

1. Keyakinan (iman) kepada Allah dengan tauhid yang murni dan menjauhi dari menyekutukan Allah

2. Kebaikan, penghormatan, dan ketaatan kepada orang tua

3. Takut kepada Allah dan kesadaran akan kehadiran-Nya yang meliputi segalanya

4. Mendirikan shalat, tepat waktu, ikhlas dan dengan cara yang benar sesuai yang dicontohkan

5. Amar ma'ruf nahi mungkar

6. Menjalani hidup dengan penuh kesabaran

7. Kerendahan hati dan kelemahlembutan

8. Bersikap pertengahan dan menghindari hal-hal yang berlebihan



Selain itu, hal-hal berikut dapat ditambahkan:

1. Kekuatan dalam keyakinan dan iman

2. Keterikatan pada Al-Quran dan hadits-hadits shahih

3. Kecintaan dan ketulusan kepada Allah, Rasul-Nya, dan Kitab-Nya

4. Menjalankan Sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam

5. Memaknai segala sesuatu dari sudut pandang Islam

6. Kepribadian, nilai-nilai, dan identitas Islam

7. Kemanfaatan dan keadilan dalam berhubungan dengan orang lain

8. Kebaikan, kasih sayang, dan karakter yang baik terhadap semua orang

9. Kepedulian terhadap urusan semua Muslim (membantu mereka, memenuhi hak-hak mereka)

10. Mengajak orang lain kepada Allah dan Islam

11. Kebanggaan menjadi seorang Muslim



Karakteristik kepribadian yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Percaya diri dan memiliki nilai diri yang positif

2. Memiliki motivasi tinggi

3. Bertanggung jawab

4. Gigih, pekerja keras

5. Mampu dan terampil

6. Produktif dan memuaskan

7. Jujur dan dapat dipercaya

8. Berani

9. Seorang yang berjiwa pemimpin

Summary


Poin penting dalam artikel ini:

1. Pentingnya tugas dan tanggung jawab orang tua, pentingnya mempersiapkan anak-anak untuk akhirat, dan kewajiban melindungi mereka dari neraka.

2. Anak-anak adalah ujian dan amanah dari Allah, dan orang tua akan dimintai pertanggungjawaban atas bagaimana mereka menjalankan tanggung jawab ini.

3. Tantangan pendidikan dan pengasuhan salah satunya adalah menyeimbangkan tanggung jawab duniawi dan tidak mengabaikan kebutuhan emosional dan spiritual anak-anak.

4. Orang tua hendaknya menetapkan metode, tujuan-tujuan pendidikan dan pengasuhan anak-anak berdasarkan contoh dari Luqman seperti yang tercantum dalam al-Quran surah Luqman ayat 12 sampai 19.

5. Pendidikan dan pengasuhan yang berhasil membutuhkan kesabaran, ketidak-egoisan, pengorbanan, dan memandang hal ini sebagai kesempatan untuk mendapatkan pahala dan ganjaran di dunia dan di akhirat.

6. Orang tua yang beriman akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah atas usaha dan kerja keras mereka dalam mendidik anak-anak mereka. Orang tua juga akan merasakan kebahagiaan dan kasih sayang yang tak terhingga dari anak-anak mereka di dunia ini. Di atas semua itu, orang tua yang saleh akan merasakan kepuasan melihat anak-anak mereka tumbuh menjadi hamba Allah yang taat, yang akan mencintai dan mentaati Allah dan berkontribusi bagi masyarakat di sekitar mereka.
 

7. Ganjaran yang diberikan Allah kepada orang tua yang beriman jauh melebihi tantangan, tanggung jawab, dan usaha yang mereka lakukan dalam mendidik dan mengasuh anak. Orang tua akan merasakan cinta, keakraban, dan kebahagiaan yang tak terhingga dengan anak-anak mereka di dunia ini dan di surga kelak.


cara menanamkan keimanan pada anak

cara menanamkan keimanan pada anak

 
cara menanamkan keimanan pada anak

cara menanamkan keimanan pada anak

Ikhtisar


Landasan dari tujuan-tujuan pendidikan dan pengasuhan anak adalah pengembangan Aqidah, Iman, dan rasa takut kepada Allah.

Pada intinya, setiap individu mengembangkan dan harus memiliki kepribadian Islam dan identitas Islam. Hal ini menjadi pusat sehatnya hati dan jiwa.

Segala upaya akan dikedepankan untuk menjalani Islam, Iman, dan Ihsan.

Dengan begitu, diharapkan kesuksesan sejati akan diraih di dunia dan akhirat.

Pada akhirnya, tujuan tertinggi bagi orang tua dan anak adalah surga.



 Buku Bacaan Rekomendasi 

buku islamic parenting
buku mencetak generasi rabbani abu ihsan


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

0 comments:

Post a Comment